Minggu, 15 September 2013

Keterlambatan dan Putus Asa

Sejenak kemudian Rayha duduk terdiam. Senyumnya tetap terpajang dengan rapi. Tapi tatap matanya tampak nanar membisu. Sorot matanya yang penuh semangat seolah lenyap tertukar oleh sinar keputusasaan. Terlambat. Itulah penyebabnya.

Di bulan yang lalu, sudah sebagian gajinya dipotong karena datang terlambat. Kebijakan baru yang ditetapkan perusahaan tempat Rayha bekerja, membuat Ia harus rela kehilangan sebagian gajinya setiap kali waktu gajian tiba. Pasalnya, Rayha sering hadir setelah jadwal masuk berlalu.

'Ini adalah hal sepele. Datang lebih awal. Pasti takkan ada lagi pemotongan gaji.' celetuk Rayha dalam batinnya.  Padahal Rayha bangun pagi tidak terlambat. Di sebagian besar harinya Rayha bangun sebelum waktu shalat Shubuh tiba.

Berbagai kiat sudah Ia coba. Dan yang terakhir adalah dengan mempercepat jam di rumahnya. Bahkan Jam tersebut dibuat lebih cepat satu jam dari normal. Begitupun Ia tetap tak pernah datang tepat waktu apalagi lebih awal.

Sampai suatu pagi, Ia terduduk lemas. Bahkan Ia rebahkan tubuhnya. Tatkala melihat jam, waktu masuk sepuluh menit lagi. adahal waktu tempuh ke tempat kerjanya sekitar 20 menit lebih. Pasrah. semua tulang belulang Rayha terasa remuk. Matanya nanar. Darahnya bergemuruh. Rayha merasa seakan ingin mengobrak-abrik seluruh isi rumahnya.

'Yachhh, terlambat lagi, telat lagi. Kalo begitu, mending santai ajalah. toh sudah terlambat. diburu juga sudah telat.; Raiha membatin dengan berusaha tersenyum. Jadilah Ia santai dan bergerak seolah tanpa emosi.

Pada gilirannya, kutukan demi kutukan Rayha alamatkan pada dirinya sendiri. Dasar manusia laknat. Di saat dituntut tiba di tempat kerja tepat waktu aja tidak bisa. Tapi kalo gajian mau gaji yang banyak dan mewah. Munafik. Tatkala melihat informasi kondisi para PNS yang telat, bencinya bukan kepalang. Tapi untuk dirinya sendiri, tak ada hari tanpa telat. Inikah pertanda menjadi penghuni neraka? Bagaimana mau mengurusi urusan yang berat dan banyak. sedangkan untuk hal sepele saja tak bisa. Takkah malu pada anak-anakmu yang berangkat lebih awal dan tak kenal kata telat tiba di sekolahnya? Orang lainkah yang menyebabkan keterlambatanmu?

Pikiran Rayha terus berkecamuk. Bahkan terpikir untuk berhenti dari pekerjaannya. Hari itu, hari keputusasaan seorang Rayha terhadap masalahnya yang sepele.



NB: Rayha adalah nama tokoh tanpa bermaksud mengalamatkan cerita ini kepada siapapun yang bernama sama dengan tokoh.
Salam semangat!!!

Sabtu, 07 September 2013

Sebuah visi

Visi merupakan raihan tertinggi. Ibarat pulau idaman, visi adalah pulau tempat berlabuh. Akan ada pulau-pulau yang disinggahi. Pulau-pulau kecil inilah yang berlaku sebagai misi.

Visi akan menentukan arah dan laju pergerakan. Keburaman visi akan membuat konsentrasi kerja tak jelas alias mood mood-an. sekarep ae...

Lalu, apa syarat visi?
Visi merupakan tujuan akhir. Tujuan final dari sebuah tindakan yang dilakukan. Dalam kehidupan, boleh terjadi ada visi-visi kecil. Visi yang ingin diraih dari sebuah agenda. Tapi, visi-visi itu selayaknya mendukung jalan menuju visi kehidupan pribadi. Berangkat dari kesadaran akan tiba masa pertanggungjawaban dii hadapan Allah swt., maka visi utama kehidupan harus berkaitan erat dengan masa tersebut. Maka, visi-visi kecil harus mengarah kepada visi utama. Contohnya, bila visi utama adalah mampu bertanggung jawab dengan baik di hadapan Allah. Maka visi-visi kecil harus mendukungnya, contoh; suksesnya acara tanpa beban hutang dan penzhaliman. Visi-visi kecil adalah misi utuk sampai pada visi utama.

Tujuan akhir harus penuh kebaikan. Baik kebaikan pribadi maupun komunitas. Kebaikan itu dinilai berdasarkan standar sang Maha Khalik, Allah swt. Tidak memakai standar kebaikan versi sendiri alias sekarep dewe...

Visi hendaknya realistik. Visi yang jelas tentu memilki kemungkinan besar terwujud. tidak boleh 50:50. Setidaknya, 51 untuk kemungkinan terwujud dan sisanya untuk kemungkinan tak terwujud. Jadi, perlu kecermatan resiko dari sebuah tindakan. Maka utamakan kebaikan untuk semua.

Selamat menyusun visi...!!!

Rabu, 04 September 2013

Popularitas via Kontes Haram

Terkenal. Hampir semua manusia mencitakan untuk menjadi terkenal. Apalagi individu media massa. Popularitas alias keterkenalan erat dengan kekayaan.

Inilah sebenarnya yang berada di dalam benak para penyelenggara Miss World 2013 di Bali. Mengenalkan Indonesia. Itu alasan resmi yang disampaikan agar terdengar nasionalis dan heroik. Pada intinya, kekayaan dan keterkenalan yang diincar.

Seorang yang mencalonkan diri sebagai Wapres 2014-2019, menjadi begitu antusias dengan penyelenggaraan kontes haram itu. Karena efek keterkenalan akan menghampiri dan menjadi harapannya agar rakyat Indonesia mengetahui tentangnya. Dan kelak akan dia banggakan sebagai kiprah luar biasa karena bersifat internasional.

Alasan kuatnya, sebenarnya adalah uang. Berapa nilai rupiah yang bisa diraup dari penyelenggaraan kontes haram tersebut?

Padahal, salah besar kalo mengenalkan Indonesia via kontes murahan alias 'kontes pelacur' seperti Miss World. Kontes itu menyalahi semangat UUD 1945, terutama dalam pembukaannya. Sungguh Tuhan yang Maha Esa tidak ingin hambanya menjadi ahli maksiat dengan 'menjual' keindahan tubuh wanita.

'Kontes pelacur' Miss world adalah bentuk penghinaan nyata kepada kaum hawa. Kontes itu adalah bentuk deskriminasi sosial terhadap wanita. Kenapa tak dibuat Mr. world? hadehhh....

Semoga Indonesia terjaga dari kaum egois yang mengatasnamakan Indonesia untuk kepentingan dirinya, seperti pelaksana 'Kontes Pelacur' Miss World 2013 di Bali

Minggu, 07 November 2010

Menemukan Diri dalam Kesendirian

Termenung dalam sunyi di lautan hening
terpekur menatap kosong jauh ke depan
terbayang semua peristiwa penuh kilau
membawa seperangkat kegalauan dan keputusasaan

Berbilang masa bersusun waktu
perjalaan waktu yang konstan
menarikan semua kejadian penuh konsentrasi
menyemburat dan memproklamirkan semua tanpa ambil peduli

gerakan tanga melamban
sejenak menghapus derai air mata
menahan sesenggukan yang dalam
menyiksa tenggorokan

ada pedih seperti disayat sembilu
sakit, teramat perih
bercampur dengan warna sesal
bersatu menghancurkan dinding harapan

terkenang masa dan tersadar akan kenyataan
didera kesamaan prestasi di setiap visi
tak kah ada hasil usaha yang patut dibanggakan??
haruskah berada dalam lubang yang sama?

sejenak terpekur dan terdiam
mengucurkan air mata sesal
merasa diri bernoda dan jorok
berdosa dan tak berbakti

tersadarkan jiwa walau sementara
tersadar hati walau kemudian terlena
dan terus berulang
tanpa makna dan capaian yang berkembang

inilah aku
ini lah diri dan jiwa serta hatiku
aku gagal
berdosa dan bernoda
terjerembab dalam nostalgia
tersngkur karena fitrah untuk mendapat pasangan
tersangkut dengan alasan ketiadaan

aku, sadar dalam kelemahan
kehilangan tujuan dalam kehangatan perjuangan
didera konsep dan harapan
yang membunuh semua harapan ketika tersadar

aku, terpuruk dalam kubangan nista dan dosa
berbalut serban kenakalan
berpayung kain nista dan kegagalan
ternyata aku gagal

aku
aku tak tahan
aku mau berubah
aku mau menjadi sang pejuang

pejuang yang bangkit dari keterpurukan
menjadi pelopor kebangkitan
walau tarikan pecundang jiwa
aku harus mampu hadapi

aku jatuh dan gagal
aku juga mau dan harus berubah
aku harus meniti jalan yang berduri

biarkan kamu mencela
menertawakan dan mengucilkan
aku tetap berdiri
meunjukkan aku, setidaknya untuk wanita tersayang, bunda

SMA swasta An Nizam Medan
-SAR-

Kamis, 29 Juli 2010

Tarhib Ramadhan

TARHIIB RAMADHAN
Alhamdulillah, pada tahun ini kita-insya Allah- akan kembali bertemu dengan tamu mulia bulan suci Ramadhan. Bulan penuh berkah, rahmat dan maghfirah, bulan diwajibkan shiyam dan diturunkan Al-Qur’an sebagai hidayah untuk manusia. Malam diturunkan Al-Qur’an disebut Malam Kemuliaan (Lailatul Qodr) yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan ibadah dan pembinaan kaum muslimin menuju derajat muttaqiin.

 Khutbah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyambut Ramadhan

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sangat gembira dan memberikan kabar gembira kepada umatnya dengan datangnya bulan Ramadhan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan keutamaan-keutamaannya dalam pidato penyambutan bulan suci Ramadhan:
عَنْ سَلْمَانَ الفَارِسِي قَالَ: خَطَبَنَا رَسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي آخِرِ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَان فقال "يا أيها الناسَ قَدْ أَظَلَّكُم شَهْرٌ عَظِيْمٌ شهرٌ مُباركٌ، شهرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، وَجَعَلَ اللهُ تَعَالى صِيَامَهُ فَرِيْضَةً وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فريضةً فِيْهِ كان كمن أدّى سَبْعِيْنَ فريضةً فيما سواه، وهو شهرُ الصبرِ وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّة، وشهرُ الْمُوَاسَاةِ وشهرٌ يُزَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنَ فَطََّرَ فِيْهِ صَائِمًا كان لَهُ مغفرةً لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وكان له مثلَ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أنْ يَنْقُصَ مِن أجرِه شيء. قُلْنَا: يَا رسولَ اللهِ لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَائم؟ فقال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: يُعْطِي اللهُ هذا الثوابَ مَنْ فطَّر صائما على مَذْقَةِ لَبَنٍ، أو تَمْرَةٍ، أو شربةٍ مِنْ مَاءٍ، ومَنْ أَشْبَعَ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِي شربةً لاَ يَظْمَأ حتَّى يدخلَ الجنةِ، وهو شهرٌ أَوَّلُهُ رحمةٌ وَأَوْسَطُهُ مغفرةٌ، وآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ، مَن خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ فيه غَفَرَ له وأَعْتَقَهُ مِنَ النار، فَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: خَصْلَتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخَصْلَتَانِ لاَ غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا. فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أنْ لاَ إله إلاَّ الله وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وأمَّا اللتان لا غِنَى بِكم عنهما فَتَسْأَلُوْنَ الجنةَ وَتَعُوذُونَ بِهِ مِنَ النَّارِ وَمَنْ أَشْبَعَ فيه صائما سقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِي شُربةً لاَ يَظْمَأُ حتَّى يدخلَ الجنة
Dari Salman Al-Farisi ra. berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah pada hari terakhir bulan Sya’ban: Wahai manusia telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah, didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib, dan qiyamul lailnya sunnah. Siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Siapa yang melaksanakan kewajiban, maka seperti melaksanakan 70 kewajiban di bulan lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran balasannya adalah surga. Bulan solidaritas, dan bulan ditambahkan rizki orang beriman. Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan mendapatkan pahala seperti orang orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun ». kami berkata : »Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam Tidak semua kita dapat memberi makan orang yang berpuasa ? ». Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:” Allah memberi pahala kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan satu biji kurma atau seteguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan dimana awalnya rahmat, tengahnya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka . Siapa yang meringankan orang yang dimilikinya , maka Allah mengampuninya dan dibebaskan dari api neraka. Perbanyaklah melakukan 4 hal; dua perkara membuat Allah ridha dan dua perkara Allah tidak butuh dengannya. 2 hal itu adalah; Syahadat Laa ilaha illallah dan beristighfar kepada-Nya. Adapaun 2 hal yang Allah tidak butuh adalah engkau meminta surga dan berlindung dari api neraka. Siapa yang membuat kenyang orang berpuasa, Allah akan memberikan minum dari telagaku (Rasul saw) satu kali minuman yang tidak akan pernah haus sampai masuk surga” (HR al-‘Uqaili, Ibnu Huzaimah, al-Baihaqi, al-Khatib dan al-Asbahani).

 Persiapan Diri Secara Maksimal

a. Persiapan Mental
Persiapan mental untuk puasa dan ibadah terkait lainnya sangat penting. Apalagi pada saat menjelang hari-hari terakhir, karena tarikan keluarga yang ingin belanja mempersiapkan hari raya, pulang kampung dll, sangat mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan kekhusu’an ibadah Ramadhan. Dan kesuksesan ibadah Ramadhan seorang muslim dilihat dari akhirnya. Jika akhir Ramadhan diisi dengan i’tikaf dan taqarrub yang lainnya, maka insya Allah dia termasuk yang sukses dalam melaksanakan ibadah Ramadhan.

b. Persiapan ruhiyah (spiritual)
Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an saum sunnah, dzikir, do’a dll. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:” Saya tidak melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim).

c. Persiapan fikriyah
Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa tidak menghasilan kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dilakuakan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka.

d. Persiapan Fisik dan Materi
Seorang muslim tidak akan mampu atau berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit. Oleh karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Rasulullah mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di bawah ini :

• Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud).
• Berobat seperti dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim.
• Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat Abdullah ibnu Mas’ud ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami).

Sarana penunjang yang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal. untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan sebagai bekal ibadah Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah secara khusu’ dan tidak berlebihan atau ngoyo dalam mencari harta atau kegiatan lain yang mengganggu kekhusu’an ibadah Ramadhan.

 Merencanakan Peningkatan Prestasi Ibadah (Syahrul Ibadah)

Ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun harus meningkat. Tahun depan harus lebih baik dari tahun ini, dan tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu. Ibadah Ramadhan yang kita lakukan harus dapat merubah dan memberikan output yang positif. Perubahan pribadi, perubahan keluarga, perubahan masyarakat dan perubahan sebuah bangsa. Allah SWT berfirman : « Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri » (QS AR- Ra’du 11).

Diantara bentuk-bentuk peningkatan amal Ibadah seorang muslim di bulan Ramadhan, misalnya; peningkatan, ibadah puasa, peningkatan dalam tilawah Al-Qur’an, hafalan, pemahaman dan pengamalan. Peningkatan dalam aktifitas sosial, seperti: infak, memberi makan kepada tetangga dan fakir-miskin, santunan terhadap anak yatim, beasiswa terhadap siswa yang membutuhkan dan meringankan beban umat Islam. Juga merencanakan untuk mengurangi pola hidup konsumtif dan memantapkan tekad untuk tidak membelanjakan hartanya, kecuali kepada pedagang dan produksi negeri kaum muslimin, kecuali dalam keadaan yang sulit (haraj).

 Mengutamakan Ukhuwah Islamiyah dan Persatuan Umat Islam
Bulan Ramadhan adalah bulah rahmat, dimana kasih sayang dan persaudaraan harus diutamakan dari yang lainnya. Ukhuwah Islamiyah adalah prinsip dari kebaikan umat Islam. Sehingga ibadah Ramadhan harus berdampak pada ukhuwah Islamiyah. Dan ukhuwah Islamiyah ini harus terlihat jelas dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan dan mengsisi ibadah Ramadhan. Namun demikian, semuanya harus tetap komitmen dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Diperlukan sikap bijak dari para ulama untuk bertemu dan duduk dalam satu majelis bersama pemerintah (Departemen Agama) menentukan kesamaan awal dan akhir Ramadhan. Tentunya berdasarkan argumentasi ilmiyah yang kuat dan landasan-landasan yang kokoh berdasarkan Syariat Islam. Memang perbedaan pendapat (dalam masalah furu) adalah rahmat. Tetapi kesamaan penentuan awal dan akhir Ramadhan lebih lebih dekat dari rahmat Allah yang diberikan kepada orang-orang yang bertaqwa. Perbedaan pendapat dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan adalah suatu pertanda belum terbangun kuatnya budaya syuro’, ukhuwah Islamiyah dan pembahasan ilmiyah dalam tubuh umat Islam, lebih khusus lagi para ulamanya.
Ukhuwah Islamiyah dan persatuan umat Islam jauh lebih penting dari ibadah-ibadah sunnah dan perbedaan pendapat tetapi menimbulkan perpecahan.

 Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrut Taubah (Bulan Taubat)

Bulan Ramadhan adalah bulan dimana syetan dibelenggu, hawa nafsu dikendalikan dengan puasa, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka. Sehingga bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk bertaubat dan memulai hidup baru dengan langkah baru yang lebih Islami.
Taubat berarti meninggalkan kemaksiatan, dosa dan kesalahan serta kembali kepada kebenaran. Atau kembalinya hamba kepada Allah SWT, meninggalkan jalan orang yang dimurkai dan jalan orang yang sesat.
Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan, tetapi juga terkait dengan pelaksanaan perintah Allah. Orang yang bertaubat masuk kelompok yang beruntung. Allah SWT. berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS An-Nuur 31).
Oleh karena itu, di bulan bulan Ramadhan orang-orang beriman harus memperbanyak istighfar dan taubah kepada Allah SWT. Mengakui kesalahan dan meminta ma’af kepada sesama manusia yang dizhaliminya serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar menjadi syarat utama untuk mendapat maghfiroh (ampunan), rahmat dan karunia Allah SWT. “Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS Hud 52)

 Menjadikan bulan Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah, Da’wah
Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’i dan ulama untuk melakukan da’wah dan tarbiyah. Terus melakukan gerakan reformasi (harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak kezhaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan meramaikan masjid dengan aktifitas ta’lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positif dalam berbagai bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat yang menyebabkan mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang dominan atas keburukan. Dan dominasi kebaikan bukan hanya dibulan Ramadhan, tetapi juga diluar Ramadhan

 Mengambil Keberkahan Ramadhan secara Semaksimal
Ramadhan adalah bulan penuh berkah, penuh berkah dari semua sisi kebaikan. Oleh karena itu, umat Islah harus mengembail keberkahan Ramadhan dari semua aktifitas positif dan dapat memajukan Islam dan umat Islam. Termasuk dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan pemberdayaan umat. Namun demikian semua aktifitas yang positif itu tidak sampai mengganggu kekhusu’an ibadah ramadhan terutama di 10 terakhir bulan Ramadhan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan bulan puasa sebagai bulan penuh amaliyah dan aktivitas positif. Selain yang telah tergambar seperti tersebut di muka, beliau juga aktif melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan. Rasulullah saw . menikahkan putrinya (Fathimah) dengan Ali RA, menikahi Hafsah dan Zainab.

 Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Muhasabah (Bulan Evaluasi)
Dan terakhir, semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh lepas dari muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya.
Semoga Allah SWT senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya dan mudah-mudahan tarhib ini dapat membangkitkan semangat beribadah kita sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Dan itu baru akan terwujud jika bangsa ini yang mayoritasnya adalah umat Islam kembali kepada Syariat Allah.

diambil dari Buku : PANDUAN IBADAH RAMADHAN DEWAN SYARIAH PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA yang diedit oleh Iman Santoso, Lc.

Minggu, 25 Juli 2010

Menyudahi Kesalahan Biasa

Bismillahirrahmanirrahim!

Beranjak dari tumpukan kemalasan. Merangkak dari gundukan keresahan akan masa yang akan datang. Melangkah menyususri kesedihan. Meskipun terkadang seolah berkabut. Perjalanan ini penuh kekaburan.

Yang jelas, ketidakmauan untuk mengakhiri segalanya dengan kegetiran mulai menelusup dan mempengaruhi hormon motivasi. Gerakan itu perlahan mendobrak dan mengobrak-abrik dinding kenyamanan. Sakit sekali rasat tarikannya. Meski sadar akan kebaikannya dan butuh akan kesudahannya, gebrakan itu kadang dihalangi oleh jiwa dan hati.

Sudahlah! Rasanya tidak pernah keoptimisan yang aku tuliskan. Aku kini tentunya bukan aku yang dulu. Dan pasti tidak sama dengan aku di masa yang akan datang. Karena perubahan itu konstan. Setidaknya waktu.

Melepaskan segala atribut diri yang sudah dimiliki sejak lama walaupun beberapa waktu lalu terasa sangat berat. Apalagi dalam rangka mengubah karakter yang sudah berlarut-larut dalam jiwa. Tapi, masih ada ruang. Ya, karena sebenarnya semua yang kini besar berawal dari yang paling kecil.

Jadi berbuat aja yang kecil-kecil. Seiring dengan kettekunan dan waktu kelak ia akan memberikan warna baru yang gemerlap sehingga menyemburatlah keindahan.

Ya, terasa letih dengan kesalahan yang terus berulang. Dan itu seputar hal kecil saja. Hal yang tak pernah kupermasalahkan ternyata mengundang sejuta rasabagi yang lain. Sakit hati. Biasanya itu efek yang akan hadir tanpa kusadari. Sekian orang sudah sakit hati dengan hal yang menurutku amat sepele dan biasa aja.

Inikah bentuk keegoanku? Ataukah ini bentuk kelalaian yang di sengaja?

Yang jelas, aku tak pernah mengharapkan kejadian yang membuat sakit hati itu terjadi. Pada siapa pun. Aku doakan semoga sakit hati mereka digantikan dengan ketenangan dan rasa semangat untuk beramal. Dan Allah mudahkan semua urusan mereka.

Jadi penuh dosa. Maafkan aku yaaaaaaaaa.

Selagi ada waktu, aku akan upayakan perubahan ini. Ya, meninggalkan kebiasaan salah yang dianggap sepele. Mudahkan bagiku ya Allah....

Met Berubah wahai jiwa
Teguhlah pada prinsip
Sabarlah atas cobaan.
Kuatkan asamu
Nyatakan mimpi dan visimu dalam setiap ingatmu
Sehingga sekecil apapun yang dilakukan maka itu adalah jalan menuju visi
meraih mimpi
mendapatkan asa.










Teruntukmu Ibu

Maafkan aku
Aku malu bertemu denganmu
Aku takut ebgkau marah dan kecewa
harapanmu dan juga pesan Ayah
tetap kuingat

Maafkan, karena menganggap bisa dan sepele
akhirnya kini aku harus tersiksa

Ibu
walau mungkin engkau tak pernah membaca ini
aku tahu engkau akan rasakan getaran ini
karena aku berupaya
untuk jiwaku selalu satu irama dan satu gelombang dengan jiwamu
karena aku mencintaimu,Ibu

Maafkan, kalau sebatas ungkapan
Maafkan

Semoga keyakinanku bahwa akan datang masa dan perolehan terbaik
sudah kian dekat
sehingga aku mampu berikan padamu




Tuhan,kuatkanlah jiwa ini
melawan dan keluar dari godaan syetan
juga semua cabaran dan mehnah
Pada-Mu aku sandarkan
Pada-Mu aku serahkan
Wahai penguasa hidupku
Allah yang maha pengasih
.........
,,,,,
///////////////

Selasa, 20 Juli 2010

sok puitis

Di hati ini hanya Allah yang tahu.
Di hati ini aku rindu padamu
di hati ini penuh dengan pertanyaan
wahai insan terkasih
Resah dan gelisah ini membuncah
ingin sekedar mendengar suaramu
biar sekedar tahu kondisimu kini
wahai insan terkasih

aku tak pernah peduli
apapun yang kini kau rasa
aku tak tahu adakah getar ini di dadamu
adakah sedikit resah yang sama
menerpa hatimu

aku tak tahu kenapa
tiba-tiba saja
seluruh aliran darah ku menyebu namamu
kaki dan tanganku bergetar menahan rasa
bahkan lututku lemas
sungguh terpaan rasa ini terkadang menyiksa

Tuhanku………………oh Tuhan
Engkau saksikan dengan nyata detak hati ini
Engkau ketahui dengan jelas desiran dalam darah ini
Engkau pasti tak akan melupakan ini
Kelak Engkau akan menagih ini padaku
di saat semuanya berbaris di hadapan-Mu
Tak satu pun yang akan berdusta
semua akan menyampaikan kisahnya
dengan sejujur-jujurnya

Tuhan
Engkau pasti tak pernah lupa
Engkau saksikan di usiaku kini
dan perasaan yang mendera ini
Tuhan
Aku tak kuat
Aku sangat lemah
Aku tak kuasa melawan ini

aku berharap deraan ini adalah fitrahku
sebuah bentuk kemahakuasaanmu
menciptakan makhluk dengan berpasang-pasangan
memberikan rasa tenteram pada pasangan


Tuhanku
tolong aku
ku mohon
rasa ini jangan menjadi bumerangku
Aku tidak berhak tentang rahasia-Mu di masa depan
Walau rasa ini ada padanya
walau hati ini tertuju padanya
Sungguh Tuhan
Aku tak ingin menadi yang melalaikan-Mu

Bantulah aku Tuhan
Sungguh aku ta ingin menjadi pelanggar syariat-Mu
Aku ingin patuhi semua dari-Mu
Betapapun hati ini
haruslah Engkau yang nomor satu

Tuhan
di saat rasa ini mendera
di kala hasrat ini membuncah
tatkala lintasan itu berkelebat tiada henti
Jangan biarkan aku Tuhan
Jangan tinggalkan aku

Tolong lindungi aku dari syetan yang melenakan
Tolong kuatkan hati ini
suburkan keikhlasan sehingga ada benteng dari syetan
Tuhan, aku sangat berharap pada-Mu

Di hati ini
Engkau saksikan kelebatan rasa itu
Di hati ini
Engkau ketahui hasrat ini
bahkan detakan wajah dan nama itu

aku malu pada-Mu wahai Tuhan
tapi aku tak kuasa melawan terpaan ini

JIka rasa ini akan berujung kebaikan
sabarkan aku menjalani
tanpa melanggar syariat-Mu
hingga tiba kebaikan itu

Jika rasa ini akan mengundang musibah
sabarkan aku
untuk menghapusnya dengan jalan syariat-Mu pula
hingga bersih seperti kain putih yang paling bersih

Tuhan……
Wahai Tuhan
Engkau penciptaku
Engkau menguasai segala sesuatu


Biarkanlah wahai Tuhan
Rasa cintaku padamu
Rasa cintaku pada rasul-Mu
Rasa cintaku pada jihad di jalan-Mu
mendominasi hatiku

Maafkan semua khilafku Tuhan
Ampuni segala dosaku Tuhan
Wahai Engkau yang maha pemaaf dan maha pengampun
Aku adalah hamba-Mu
Tuhanku
Allahku
Hanya Engkau lah tuhanku wahai Allah
Hanya Engkau sajayang aku sembah
Hanya Engkau tempat aku meminta pertolongan
Kupasrahkan dan kuadukan rasa ini pada-Mu

Rasa ini datang dari-Mu, harapanku
dan sepantasnya aku kembalikan pada-Mu
Tolong jaga aku
Lindungi aku dari segala kejahatan dan kemaksiatan
Masukkan aku ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang menyucikan diri
Allahu Akbar
…………………….